Medan Tempur Baru Prabowo: Tarif Trump dan Dinamika Tekanan Asimetris

Dalam lanskap global yang penuh tekanan saat ini, ekonomi tidak hanya menjadi soal angka dan pasar. Dari kebijakan tarif hingga perang ekonomi, dunia menghadapi perubahan dramatis yang mempengaruhi stabilitas geopolitik. Di tengah situasi ini, Indonesia harus melihat ekonomi sebagai bagian integral dari pertahanan nasional dan membangun resiliensi strategis.

Perubahan Paradigma Global

• Sinyal Perubahan: Kebijakan tarif AS, yang memberlakukan beban sebesar 32% pada ekspor Indonesia, mencerminkan pergeseran dunia menuju proteksionisme dan persaingan geopolitik.

• Era Perang Hibrida: Kompetisi global kini melibatkan aspek sipil dan militer, dengan ekonomi menjadi medan utama. Perang tanpa peluru ini mempengaruhi stabilitas negara.

• Dilema Geopolitik: Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dihadapkan pada pilihan kompleks antara mempertahankan non-blok atau bergabung dengan blok kekuatan baru.

Transformasi Menuju Kemandirian Ekonomi

• Sistem Pertahanan Nasional: Prabowo mendorong transformasi ekonomi Indonesia dari sekadar tumbuh menjadi alat strategis yang mendukung ketahanan, meliputi industri pertahanan, pangan, energi, dan teknologi.

• Diplomasi Perdagangan: Upaya untuk menegosiasikan posisi Indonesia dalam rantai nilai global, memperkuat diplomasi perdagangan, dan potensi bargaining dalam aliansi baru.

Ujian dan Tantangan

• Tarif AS: Tekanan ekonomi dari AS menjadi pengingat akan pentingnya membangun ekonomi yang berdaulat secara strategis, melalui konsistensi kebijakan dan dukungan lintas sektor.

• Penyatuan Arah: Pemerintahan Prabowo melalui kebijakan ekonomi dan diplomatinya berupaya menyatukan berbagai elemen bangsa menuju kemandirian strategis, menghadapi tekanan global.

Visi Jangka Panjang

• Benteng Ketahanan Nasional: Langkah seperti hilirisasi industri, lumbung pangan, transisi energi, dan dukungan pada industri nasional menjadi pondasi pertahanan nirmiliter Indonesia.

• Sinergi Lintas Kementerian: Pentingnya koordinasi antara ekonomi, pertahanan, luar negeri, dan BUMN untuk mewujudkan kebijakan yang holistik dan mengurangi ketergantungan asing.

Posisi Strategis Indonesia

• Relevansi Kebijakan: Langkah Indonesia dalam menghadapi tekanan tarif AS sejauh ini dinilai relevan, dengan upaya membangun kemandirian melalui forum global dan pembiayaan domestik.

• Cermat dan Berani: Di tengah realignment kekuatan dunia, Indonesia berpotensi menciptakan ruang manuver lebih luas dengan menyatukan visi politik dan keberanian menghadapi tekanan yang meningkat.

Sebagai bagian dari grey zone warfare, dimana serangan dilancarkan tanpa senjata konvensional, tekanan melalui kebijakan ekonomi menjadi ancaman serius. Untuk itu, konsolidasi internal dan posisi tawar eksternal yang jelas dibutuhkan agar Indonesia dapat tetap berdiri kokoh di tengah dinamika global yang tidak pasti.